CASE FOUR:
Sin
Sin
Setelah insiden kecil yang terjadi dengan Gilbert beberapa bulan lalu. Gilbert mulai dekat dengan Aria. Hal lain yang membuat Gilbert dekat dengan Aria yaitu Aria itu sahabat baik Leia.
"Heh, Ri. Lagi ngapain lu?" tegur Gilbert.
"Oi! Lagi baca novel aja ini." sahut Aria cuek.
"Lu bisa baca buku berat kayak gini?" kata Gilbert sambil merebut novel yang dibaca Aria.
"Percy Jackson? Lu ngerti gitu? Hahaha.. Orang kayak lu nggak mungkin bisa ngerti ceritanya!!" kata Gilbert sambil tertawa keras.
"Siniin!" kata Aria sambil mengambil bukunya, wajahnya terlihat sangat kesal.
"Sori-sori.. Gue nggak maksud bikin lu ngambek." kata Gilbert dengan nada menyesal sambil duduk di sebelah Aria.
"Lu ngapain kesini? Lu ngedeketin gue pasti mau nanyain soal Leia lagi kan?" Aria mengabaikan permintaan maaf Gilbert.
"Hei! Terima dulu permintaan maaf gue!" kata Gilbert agak kesal karena Aria mengabaikan permohonan maafnya.
"Iya, iya! Gue terima permintaan maaf lu!" kata Aria acuh sambil terus membaca.
"Yey! Ini baru Aria yang gue kenal." kata Gilbert senang.
"Trus ada apa?"
"Mmm... Gini loh, gue mau lu tanyain ke Leia apakah dia masih suka ama gue atau nggak."
"WHAT?! Apa lu bilang?" Aria terperangah dengan permintaan Gilbert.
"Lu budeg ya? Gue minta lu tanya Leia apakah dia masih suka ama gue atau nggak." kata Gilbert dengan tegas.
"Hah? Nggak salah? Ngapain lu mau tau hal gituan? Hellooo lu ama Leia tuh udah putus lebih dari tiga bulan! TIGA BULAN!!"
"Tenang dulu dong! Lu tau kan? Gue masih sayang ama dia."
"Tapi nggak gini juga dong? Lu mau ngacauin hubungan dia ama Ian? Jahat banget lu, Gil!"
"Ya, nggak gitu juga! Gue cuma mau tau aja."
"Nggak ah!"
"Please.."
"Nggakkkkk!!!!!!!!"
"Please, Ri! Sekali ini ajaa!"
"Nggak!"
"Pleaseeeeeeeeeeeeeeeeee...."
"Yaudah deh..." kata Aria pasrah. Dia tidak tega melihat Gilbert.
Kriingggggg~!! Bel tanda istirahat usai pun berbunyi.
"Wah, udah bel. Gue balik ke bangku gue ya! Pulang sekolah lu harus tanyain Leia! Terus lu harus langsung kabarin gue. Oke?" kata Gilbert sambil beranjak menuju tempat duduknya.
Aria tidak menjawab. Dalam hati ia merasa sakit karena dimintai tolong seperti itu. Ia merasa dimanfaatkan oleh Gilbert. Tapi, bodohnya lagi dia tidak bisa menolak permintaan Gilbert itu. Aria hanya bisa pasrah.
"Dor!"
"Kaget gue!! Ngapain sih lu El?" kata Aria sambil mengelus dadanya.
"Hehehehhe... Aku pengen iseng aja. Nggak ada kerjaan."
"Iseng mo bikin gue jantungan???"
"Hehehehe.. Kamu tau aja!" kata Ellena sambil tertawa kecil.
"Gue gigit nihh!"
"Ehhh??? Jangan-jangan!! Enak aja gigit-gigit! Sakit tauu! Lama-lama kamu mirip kanibal loh!!"
"Enak ajaaaa!" kata Aria sambil menjitak kepala Ellena.
"Hahahahahhaha.... Eh, Ri. Aku boleh tanya sesuatu ga?"
"Boleh, apaan?"
"Kok, akhir-akhir ini kamu dekat sekali dengan Gilbert. Ada apakah?"
"Nggak ada apa-apa kok." elak Aria.
"Ri, jujur ama aku. Kamu..."
"Aku apa?"
"Kamu nggak suka sama dia kan?"
"Hah? Nggaklah! Kenapa mikir kayak gitu?"
"Nggak kenapa-kenapa sih. Cuma feeling aku aja.. Bener kan? Kamu nggak ada perasaan apa-apa ama dia?"
"Iya."
"Oke deh, aku percaya. Tapi, sedikit saran aja ya. Kamu jangan terlalu deket ama dia."
"Kenapa gitu?"
"Aku ngerasa, suatu saat nanti kamu bakalan sakit hati sama dia."
"Lu kayak peramal ajaaa!!"
"Ehhh, aku serius ini! Kapan sih feeling aku salah?"
"Sok banget sih ni anak!" Aria menjitak kepala Ellena dengan gemas.
"Aduhhh.. Sakittt!!!"
"Hahahhaha... Rasaiinnnn!! Makanya jangan sok jadi peramal!"
"Jangan terlalu deket ya.." bisik Ellena.
"Emmm... El, sebenernya gue..."
Obrolan mereka terputus karena guru Biologi sudah masuk. Dalam hati Aria ada sedikit kecemasan. Sebenarnya dia sedikit menyukai Gilbert. Tapi, dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya pada Gilbert karena Gilbert masih menyukai Leia. Ia tidak bisa tiba-tiba masuk ke dalam hati Gilbert. Mungkin, suatu saat nanti Gilbert akan membuka hatinya untuk orang selain Leia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar