expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Pages

Sabtu, 12 November 2011

Better Left Unsaid

Sebagian lebih memilih kenyataan itu diungkapkan.Sebagian yang lain lebih memilih tutup mata dan telinga dari kenyataan.Kenyataan itu memang pahit.Tapi tak jarang juga kenyataan itu manis.Seberapa keras kita menutupi kenyataan, suatu saat nanti, kenyataan itu akan terkuak.Seberapa keras kita menutup mata dan telinga kita, suatu saat kita harus menghadapinya.Sepahit apapun kenyataan itu, kita harus bisa menerimanya.
Tak perlu mencari orang untuk disalahkan.Salahkan diri sendiri....


Tuhan,
Kenapa aku masih bisa tersenyum ketika hati ini menangis?
Tenggorokan ini mengering karena banyak sekali kata yang tak terucap.
Aku ingin mengakhiri ini.
Tapi bagaimana mengakhirinya?
Aku ingin membuat lembaran baru, mengubur dalam-dalam semua kenangan.
Aku takut terluka..
Aku lari dari segalanya..
Ketika ku terluka, aku menutup luka itu dengan paksa.
Sehingga ketika ada luka baru, luka lama pun kembali terbuka.

Tuhan,
Aku tak mengerti dengan diriku sendiri.
Semua yang kulakukan menyakiti orang yang kusayangi.
Aku terus menyakiti mereka supaya aku tak terluka.
Ketika ku sadar, aku hanya sendiri.
Siapa yang bisa menolongku?
Tidak ada yang bisa menolongku selain diri-Mu, Tuhan.

Tuhan,
Aku percaya bahwa kau tidak akan memberi cobaan yang berat.
Segala cobaan itu hanyalah sebuah pelajaran dari-Mu agar kami ini tegar.

Tuhan,
Salahkah aku bila aku mencoba untuk tegar?
Kenapa hati ini terasa sakit ketika aku mencoba untuk tegar?
Apakah aku salah?

Tuhan,
Tolong beri aku seorang teman yang baik.
Teman yang akan aku bagi separuh dari kehidupanku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar