Hi guys! Sudah lama nggak posting sesuatu yang baru di sini. Semoga kita semua berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk membuka pertemuan kita yang nyaris 1 tahun ini, aku pengen banget share tentang pelajaran hidup yang aku dapatkan dari 20 tahun kehidupan aku.
1. Hikmah dibalik pundungan
Percaya atau nggak, dulu (atau sampe sekarang ya?) aku itu kata orang Sunda mah pundungan pisan. Gampang banget bad mood, cepet marah, ngomong seenaknya, nyebelin pokoknya. Sampe apapun yang orang lain lakuin di depan aku tuh semuanya terlihat salah. Sisi baiknya aku jaman itu tuh suka minta maaf, cepet sadarnya kalau itu tuh salah. Sisi jeleknya, MESKI UDAH MINTA MAAF DAN NYADAR TAPI MASIH DIULANGI *gubrag*. Inilah awal mulanya aku mulai membuat keretakan hubungan pertemanan diantara aku dan temen-temen aku. Yang aku inget dengan baik sih kejadian pas temen-temen aku karaoke-an tapi nggak ngajak aku. Alasan mereka sih karena aku sibuk dengan kegiatan bimbel setelah sekolah. Tapi saat itu aku merasa dikhianati, kecewa, sedih, marah bercampur jadi satu. Pengennya sih ya diajak aja, soal ikut atau nggak ya setidaknya mereka sudah bilang sama aku. Semenjak itu aku mulai menjaga jarak, cari teman baru, jarang sekali ngobrol sama mereka. Imbasnya? Sekarang aku nggak pernah ngerti kalau mereka ngomong sesuatu hal yang menjadi something in common between them. Tapi sisi positif dari kejadian itu adalah: aku bisa berteman dengan orang lain, ga harus bareng sama mereka terus-terusan, terus sekarang aku mulai bisa ngendaliin mulut aku, kalau mau ngomong disaring dulu, dipikir lagi. Lidah itu seperti pedang, semakin diasah semakin tajam, kalau dipakai di tangan yang salah bisa menyakiti orang banyak. Remember this, guys!
2. C.I.N.T.A
Cinta, satu kata berjuta makna (katanya). Cinta bagi sebagian orang itu sesuatu yang membahagiakan dan untuk sebagian yang lain merupakan hal yang menyakitkan. Buatku, cinta itu bahagia sekaligus menyakitkan. Dan selama ini aku lebih mencintai manusia daripada Sang Pencipta. Aku lebih sering memikirkan "Bagaimana kalau dia lupa sama aku?" daripada "Bagaimana kalau DIA lupa sama aku?" Emang ya, namanya manusia kadang suka khawatir sama manusia lainnya, sampai kadang-kadang lupa sama Tuhan. Jangan sampai deh kita lupa sama Tuhan gara-gara CINTA sama makhluk ciptaan Tuhan. Seimbang dongggg!! wkwkkwkwk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar